Monday, June 20, 2011

SWASEMBADA BERAS, MANA?

Posted by agrobisnisindonesia |

Senin, 8 Januari lalu, pemerintah melakukan langkah besar dengan bertekad meningkatkan produksi beras 2 juta ton, tahun ini. Jumlah tersebut setara dengan 3,53 juta ton gabah kering giling, sehingga produksi gabah nasional harus meningkat dari 54,66 juta ton menjadi 58,18 juta ton.
Hal itu disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat memberikan keterangan pers seusai memimpin rapat koordinasi peningkatan produksi beras nasional di Kantor Departemen Pertanian. Hadir dalam rakor tersebut Wapres Muhammad Jusuf Kalla, tiga menko, sejumlah menteri terkait, Direktur Utama Perum Bulog, dan Pemda dari daerah surplus beras: Jabar, Jateng, Jatim, serta Gorontalo.
Menurut Mentan Anton Apriyantono, kenaikan produksi beras dapat dicapai melalui luas panen 11,86 juta hektar. Jumlah ini terdiri dari pengelolaan tanaman terpadu (PTT) 1,94 juta hektar, pengembangan padi hibrida 50.000 hektar, serta pengelolaan lahan non-PTT seluas 9,91 juta hektar.
Untuk mencapai sasaran tersebut, pemerintah menaikkan anggaran Deptan 2007 yang naik Rp2,5 triliun, atau menjadi Rp 8,7 triliun. Dari jumlah tambahan itu, Rp1 triliun untuk subsidi benih, termasuk benih padi hibrida, yang sudah dialokasikan untuk 6 juta hektar benih gratis. Sebesar Rp745 miliar untuk jaminan kredit petani kecil. Ditambah, anggaran tahun lalu Rp255 miliar. Dengan alokasi anggaran ini, konon bisa dikeluarkan kredit Rp 5 triliun. Sebanyak Rp500 miliar lagi, untuk subsidi bunga bagi petani kecil yang besarannya 10% dari kredit yang diminta petani. Sisanya, untuk peningkatan penyuluhan.
Keseriusan pemerintah, salah satunya ditunjukkan oleh Presiden SBY dengan melakukan penanaman padi hibrida di Gorontalo pada 15 Januari lalu.
Sekarang sudah bulan Juli, berarti tinggal enam bulan lagi tahun 2007 segera berakhir. Namun, tanda-tanda swasembada beras belum juga muncul. Mungkinkah swasembada beras pada 2007 tercapai? Bila tidak, rakyat kecil bakal disibukkan kembali untuk memperoleh beras, lantaran harganya melangit. Bagaimana Anda yang duduk di kabinet dan Anda yang duduk di kursi empuk DPR menyikapi serta menyelesaikan persoalan ini? (Dadang WI)
 
Sumber Berita :http://dadangbegang.multiply.com/journal/item/1

0 comments:

Post a Comment